Wednesday, 27 January 2016

Syarat dan Hukum Zakat

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga sebuah tawaran solusi untuk menbangkitkan bangsa dari keterpurukan. Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat. Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita dapat mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat lain. Oleh karena itu kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus ditingkatkan baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada bulan ramadhan, maupun zakat maal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan zakat dalam yang telah ditetapkan baik harta, hewan ternak, emas, perak dan sebagainya.

B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diruuskan masalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian Zakat?
2.Apa syarat Zakat?
3.Apa Hukum-hukum Zakat?
4.Apa macam-macam Zakat?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian Zakat
2.Untuk mengetahui Syarat Zakat
3.Untuk mengetahui Hukum-hukum Zakat
4.Untuk mengetahui macam-macam Zakat

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika di ucapkan,zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafaqah,artinya nafkah, tumbuh dan bertambah jika diberkati.kata ini juga sering dikemukakan untuk maknathaharah (suci).
Allah swt. Berfirman :
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu” (QS Asy-syams :9)
Maksud kata zakka dalam ayat ini ialah menyucikan dari kotoran. Arti yang sama (suci) juga terlihat dalam ayat berikut:
“Sesungguhnya, beruntunglah orang yang menyucikan diri” (QS Al-A’la:14)
Kata zakat, adakalanya bermakna pujian, misalnya dalam firman Allah swt. Berikut ini:
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci (QS An-Najm:32)”
Adapun harta yang dikeluarkan, menurut syara’ dinamakan zakat karena harta itu akan bertambah dan memelihara dari kebinasaan. Allah swt. Berfirman:
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah kalian bersama orang-orang yang ruku’ (QS Al-Baqarah: 43)
Maksudnya, zakat itu akan menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahalanya. (Al-zuhaily, 1997: 82-83).
Menurut syara’ ialah “ nama bagi ukuran yang dikeluarkan dari harta atau badan menurut peraturan yang akan datang.”  Zakat ialah nama atau sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkat, membersihkan jiwa dan menumpuknya dengan berbagai kebaikan. Kata-kata zakat itu, arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah. Firman Allah SWT. Dalam surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:
Artinya:
“ ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (QS At-Taubah: 103). ( Hamid, 2009: hlm 206)
Zakat menurut istilah agama islam artinya “ kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.” Hukumnya zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, yaitu fardhu ‘ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.
Firman Allah swt. :
“ dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat hartamu.” (QS An-Nisa:77). (Rasjid, 2011: 192).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan ibadah secara syar’i, pembersihan atau penyucian itu dibagi tiga, yaitu:
1.Penyucian Rohani;
2.Penyucian Jasmani; dan
3.Penyucian Harta.
Penyucian harta awalnya disebut dengan infak, hanya infak dibagi ke dalam dua kategori, yaitu infak wajib, yang disebut dengan zakat, dan infak sunnat yang disebut dengan sedekah. (Hamid, 2009: 205)

B.Syarat Zakat
Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan mereka, adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat:
1.Syarat wajib zakat
Syarat wajib zakat yakni kefardhuannya, ialah sebagai berikut:
a) Merdeka.
b) Islam.
c) Baligh dan Berakal.
d) Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.
e) Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya.
f) Harta yang dizakati adalah milik penuh.
g) Kepemilkan harta yang telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun qamariyah.
h) Harta tersebut bukan merupakan harta hasil utang.
i) Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok.   
2.Syarat-syarat sah pelaksanaan zakat
a) Niat.
b) Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada menerimanya)

C.Hukum-Hukum Zakat
1)Zakat diwajibkan bagi orang-orang Islam yang merdeka, tidak disyaratkan sampai umur dan berakal.
2)Zakat wajib atas barang-barang perniagaan sebagaimana wajib pada unta, sapi, kambing dan tiap-tiap tumbuh-tumbuhan dan zakat ditunaikan setiap satu tahun sekali.
3)Termasuk wajib zakat adalah mengeluarkan zakat fitri yang dikenal dengan zakat jiwa.
4)Islam memperhatikan soal zakat, waktu, kadar, dan nishab, orang yang wajib atasnya dan orang-orang yang berhak menerimannya.
5)Syara’ dengan sangat tegas menjadikan zakat pada empat macam harta dan dialah harta-harta yang paling banyak beredar dalam masyarakat dan yang sangat dibutuhkan, antara lain :
a)Tanaman dan buah-buahan.
b)Unta, sapi dan kambing
c)Emas dan perak
d)Harta-harta perniagaan yang bermacam-macam.
6)Islam mewajibkan zakat setahun sekali. Nishab perak ialah 200 dirham. Sedang nishab emas 20 misqal. Nishab biji-bijian dengan 50 gantang. Nishab kambing 40 ekor, lembu 30 ekor dan unta 5 ekor.
7)Islam mewajibkan 1/5 pada rikaz dan tidak mewajibkan dan tidak mewajibkan cukup setahun kita milikinya.
8)Islam mewajibkan 1/10 pada buah-buahan dan tanam-tanaman yang urusannya tidak diperlukan usaha manusia, sebagaimana mewajibkan 1/20 pada buah-buahan dan tanaman yang urusan penyiramannya diusahakan oleh manusia.
9)Islam mewajibkan 21/2% pada emas dan perak. Islam mewajibkan zakat dari 40 ekor kambing, seekor kambing yang berumur 2 tahun, zakat dari 30 ekor lembu, seekor anak lembu yang berumur 2 tahun, zakat dari 5 ekor unta, seekor kambing. ( Ash-Shiddieqy, 2011: 172-173)

D.Macam-Macam  Zakat
Berdasarkan firman Allah swt dalam QS Al- Baqarah ayat 267, “hai orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kau nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan memalingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji”.
Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat jiwa (nafsh) / zakat fitrah dan zakat maal.
1.Zakat jiwa (nafsh)/zakat fitrah
Pengertian fitrah ialah, sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan perangai, sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi yang mengembalikan manusia muslim keada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya. Sehingga manusia itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat fitrah adalah bahan makanan pokok bagi orang yang mengeluaran zakat fitrah atau makanan pokok di daerah tempat berzakat fitrah seperti; beras, jagung, tepung sagu, tepung gaplek dan sebagainya.
Zakat ini wajib dikeluarkan sesuai bulan Ramadhan sebelum shalat ‘id sedangkan, bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan shalat’id maka apa yang diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw dari ibnu Abbas, ia berkata, “Rassulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu shadaqah biasa (hadis abu daud dan ibnu majjah). Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai sembahyang hari raya hukumnya makruh karena tujuan utamanya membahagiakan orang-orang miskin pada hari raya, dengan demikian apabila dilewatkan pembayaran hilanglah separuh kebahagiannya pada hari itu.
Banyaknya zakat fitrah untuk perorangan satu sha’ (2,5 kg/3,5 liter) dari bahan makanan untuk membersihkan puasa dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan orang miskin di hari raya idul fitri, sesuai dengan hadis Nabi Saw, “ dari ibnu umar ra; Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitri 1(satu) sha’ dari kurma/gandum atau budak, orang merdeka laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang tua dari seluruh kaum muslimin. Dan beliau perintahkan supaya dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat ‘id (HR.Bukhari).
Jika maslahat orang-orang kafir mengharuskan dikeluarkan zakat untuk mereka dalam bentuk uang maka tidak ada dosa di dalamnya ssuai dengan madzhab hanafi dan madzhab syafi’i.
Menurut Yusuf Qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah, ialah sebagai berikut:
a.Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa, karena selama menjalankan puasa seringkali orang terjerumus pada perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
b.Menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin dan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan member zakat fitrah kepada orang-orang miskin dan orang- yang membutuhkan akan membawa mereka kepada kebutuhan dan kegembiraan, bersuka cita pada hari raya.
Adapun niat mengeluarkan zakat fitrah bagi diri sendiri, “sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada saya diri sendiri, fardhu karena Allah ta’ala. Sementara itu, bagi diri sendiri dan sekalian yang ditanggungnya, “ sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya dan pada sekalian yang saya dilazimkan ( diwajibkan) member nafkah pada mereka, fardhu karena Allah ta’alla.
Cara penyerahan zakat fitrah dapat ditempuh dua cara adalah sebagai berikut:
a.Zakat fitrah diserahkan langsung diserahkan yang bersangkutan kepada fakir miskin. Apabila hal ini dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya dan lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari sebelum shalat Idul fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah itu melapangkan kehidupan mereka, pada hari raya, sehingga mereka tidak perlu lagi berkeliling menadahkan tangan kepada orang lain.
b.Zakat fitrah diserahkan pada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu dilakukan maka sebaiknya diserahkan satu hari atau dua hari ataupun beberapa hari sebelum hari  raya idul fitri agar panitia dapat mengatur distribusinya dengan baik dan tertib kepada mereka yang berhak menerimanya pada malam hari raya atau pada pagi harinya.
Ibnu Abbas meriwayatkan, “ Rasulullah SAW telah memfardhukan zakat fitrah untuk menyucikan orang-orang yang berpuasa dari kelalaiannya. Sesungguhnya ia salah satu shadaqoh, karena itu barang siapa yang melewatkan pembayaran sampai terlaksananya shalat hari raya hukumnya makruh (tidak berdosa), tetapi jika dilewatkan sampai terbenamnya matahari, hukumnya berdosa dan dianggap sebagai hutang kepada Allah SWT yang perlu segera dilakukan pembayarannya ( qadha) ”.
Adapun tempat mengeluarkan zakat fitrah yang lebih diutamakan zakat fitrah ditempat Muzakki tinggal dan berkuasa, sedangkan jika dia puasa ramadhan diluar negri karena perjalanan atau lainnya maka ia mengelurakan zakat fitrah dinegri ditempat ia berpuasa.
Pembayaran zakat fitrah dapat dipindahkan ketempat atau daerah lain jika penduduk ditempat atau didaerah tersebut amat memerlukannya dibandingkan dengan penduduk ditempat atau daerah pemberi zakat. Kemaslahatan perpindahan tersebut lebih memberi keuntungan dibandingkan jika diberikan kepada penduduk atau daerah pemberi zakat tersebut telah melebihi.   ( Sari, 2007: 21-24)
2.Zakat Maal (Harta)
Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti ‘harta’.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.Milik Penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.
2.Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
3.Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
4.Lebih Dari Kebutuhan Pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
5.Bebas dari Hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
6.Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun Macam-macam zakat Maal dibedakan atas obyek zakatnya antara lain:
1.Hewan ternak. Meliputi semua jenis & ukuran ternak (misal: sapi,kerbau,kambing,domba,ayam)
2.Hasil pertanian. Hasil pertanian yang dimaksud adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll Nishabnya sebanyak 5 wasaq= 300 sha’= 652,8 kg atau 653 kg. Kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 1/10-nya jika hasil tanaman tersebut tumbuh dan berkembang tanpa disiram atau tanpa biaya perawatannya, tanpa membayar orang lain untuk merawatnya. Apabila pemeliharaannya memerlukan biaya maka kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 1/20-nya. ( Hadzami, 2010:6)
3.Emas dan Perak. Meliputi harta yang terbuat dari emas dan perak dalam bentuk apapun. Nisab zakat emas 20 mitsqal, berat timbangannya 93,6 gram; zakatnya 1/40 (2,5 % = ½ mitsqal = 2,125 gram). Nisab perak 200 dirham (624 gram) zakatnya 1/40 (2,5 %) = 5 dirham (15,6 gram).
Sabda Rasulullah yang artinya “Apabila engkau mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup satu tahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai 20 dinar. Apabila engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup satu tahun, maka wajib zakat adanya setengah dinar.” (Rasjid, 2011:202).
4.Harta Perniagaan. Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan disini termasuk yang diusahakan secara perorangan maupun kelompok/korporasi.
5.Hasil Tambang(Ma’din). Meliputi hasil dari proses penambangan benda-benda yang terdapat dalam perut bumi/laut dan memiliki nilai ekonomis seperti minyak, logam, batu bara, mutiara dan lain-lain.
6.Barang Temuan (Rikaz) adalah harta yang diperoleh seseorang yang berasal dari galian dalam tanah. Harta tersebut ditanam oleh orang-orang dimasa lampau dalm kurun waktu yang sudah cukup lama, dan sudah tidak diketahui lagi pemilik yang sebenarnya, karena tidak didapat keterangan yang cukup untuk itu. Harta terpendam, biasanya berupa emas atau perak, dan wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 1/5 atau 20% dari jumlah harta terpendam tersebut. Ketentuan ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW: “ zakat rikaz ( harta terpendam) adalah sebanyak seperlima”. ( HR. Bukhari dan Muslim). (Yusuf, 2004: 42).
7.Zakat Profesi. Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. Jika penghasilannya selama setahun lebih dari senilai 85 gram emas dan zakatnya dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan pokok. (Aminah, 2010: 119)

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Zakat ialah nama atau sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkat, membersihkan jiwa dan menumpuknya dengan berbagai kebaikan. Kata-kata zakat itu, arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah.Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan para ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka, muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nishab, dan mencapai haul.
Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat jiwa (nafsh) / zakat fitrah dan zakat maal. Adapun Macam-macam zakat Maal dibedakan atas obyek zakatnya antara lain: Hewan ternak, Hasil pertanian, Emas dan Perak, Harta Perniagaan, Hasil Tambang(Ma’din), Barang Temuan (Rikaz), dan Zakat Profesi.

DAFTAR PUSTAKA
http://adamakalahlengkap.blogspot.co.id/2016/01/syarat-dan-hukum-zakat.html
AL-Zuhayly, Wahbah, 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Aminah, Mia Siti. 2010. Muslimah career mencapai karir tertinggi dihadapan Allah, keluarga, dan pekerjaan. Yogyakarta : pustaka Grhatama
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2011. Kuliah Ibadah. Semarang: PT. Putaka Rizki Putra.
Hadzami, Syafi’i.  2010. Tauhidhihul Adillah. Jakarta: penerbit PT Elex Media Komputindo. Hamid, Abdul. 2009. Fiqh Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rasjid, Sulaiman. 2011. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Islam). Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar hukum Zakat & wakaf. Jakarta: Penerbit PT Grasindo,).  
Walisongo,Majelis. 2010. Pengertian Zakat mal (online),
Yusuf , Mohammad Asror . 2004. Kaya karena ALLAH. Tangeran: Penerbit PT Kawan Pustaka.

No comments:

Post a Comment