BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada masa sekarang bola lampu telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Kini jutaan bola lampu mungil bersama-sama menerangi kota-kota besar di seluruh dunia. Penerangan menjadi suatu simbol penting bagi jaman ini. Namun, ada sumber penerangan lain, kita tentunya pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam hari. Cahayanya begitu kuat dan terang, namun sumber penerangan ini sangat berbeda dengan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda melainkan makhluk hidup. Ia adalah seekor kunang-kunang.
Jika kita lihat cahaya kunang-kunang yang begitu indah, ketika matahari mulai terbenam dan mulai gelap. Kelap-kelip seperti lampu yang beterbangan di angkasa layaknya ribuan bintang yang menghiasi tata surya. sebagian dari orang mungkin pernah menangkapnya yang terpesona oleh keanehannya karena perut serangga itu bercahaya layaknya lampu kedap-kedip di kota besar. Bagian perut kunang-kunang yang terlihat bercahaya itu sejak dulu sungguh menarik perhatian manusia.
Makhluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya meski ia tidak memiliki bola lampu. Meskipun tidak menggunakan listrik, ia memiliki teknologi yang jauh lebih hebat. Teknologi ini lebih efektif dari bola lampu yang mampu merubah sepuluh persen saja dari energinya menjadi cahaya, sedangkan sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Ini dikarenakan kunang-kunang memiliki disain sempurna pada sistem penghasil cahaya yang dimilikinya.
Sudah begitu banyak penelitian mengenai fenomena romantik pada serangga yang bercahaya di malam hari itu. Peneliti sudah banyak tahu tentang bagaimana energi kimiawi pada makhluk biologis bisa dikonversi menjadi cahaya. Fenomena ini dikenal dengan nama bioluminescent. Salahsatu spesies ubur-ubur laut juga dikenal juga dikenal mempunyai kemampuan bioluminescent ini. Tetapi belum banyak yang tahu misteri tentang penyebab adanya cahaya kedap-kedip pada kunang-kunang. Untuk itu kita ungkap lebih dalam lagi tentang misteri terbentuknya kedap-kedip cahaya kuang-kunang.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana bentuk tubuh dan karakteristik kunang-kunang ?
2.Bagaimana metamorfosis pada kunang-kunang ?
3.Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhannya ?
4.Dimanakah Habitatnya dan Apakah makanannya ?
5.Apakah penyebab dari adanya cahaya kedap-kedip pada kunang-kunang di malam hari yang menghiasi gelapnya malam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Deskripsi
Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%. Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ada lebih dari 2000 spesies kunang- kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia.
Banyak spesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia persediaan makanan untuk larvanya. Tubuhnya berisi zat kimia khusus bernama lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. olekul kompleks ini telah didisain secara khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini. Tidak ada keraguan bahwa disain biokimia ini bukanlah sebuah kebetulan. Ia sengaja diciptakan secara khusus oleh sang Pencipta. Selain itu warna cahaya yang dipancarkan kunang-kunang juga variatif, tergantung pada spesiesnya pula. Ada yang memancarkan cahaya kuning, hijau, orange, bahkan merah. Biasanya satu spesies yang sama bisa membuat dua warna yang berbeda. Beberapa spesies kunang-kunang juga dikenal sebagai predator kanibal. Begitu pun kunang-kunang tetaplah mengagumkan. Sudah diketahui lebih dari 2.000 spesies kunang-kunang di dunia. Sebagian besar mendiami kawasan tropis. Namun ada juga yang menyukai iklim di kawasan Amerika Utara dan Eropa.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Coleoptera
Famili : Lampyridae Latreille, 1817
Genus : incertae
B.Sistem Organ Kunang-Kunang
1)Sistem Pernapasan
Kunang-Kunang mempunyai alat pernafasan berupa trakea, Sistem trakea (tracheal system) serangga, yang terbuat dari pipa udara yang bercabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat. Pipa terbesar, yang disebut trakea, membuka ke arah luar. Cabang yang paling halus menjulur dan memanjang ke permukaan hampir setiap sel, di mana gas dipertukarkan melalui difusi melewati epitelium lembab yang melapisi ujung terminal sistem trakea. Dengan hampir semua sel tubuh terpapar ke medium respirasi, maka sistem sirkulasi terbuka pada serangga tidak terlibat dalam transpor oksigen dan karbon dioksida.
2)Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga seperti kunang-kunang terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.
3)Sistem Ekskresi
Pada Kunang-kunang sistem ekresi yang dilakukan adalah dengan cara zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
4)Peredaran Darah
Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
5)Reproduksi
Kunang-kunang kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah. Sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya Diptera.Dalam perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur pleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.
6)Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa :
a.Mata faset (majemuk)
b.Antenna
c.alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan Hemiptera) dan alat pendengar.
d.Alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang).
C.Morfologi Kunang-kunang
1.Mempunyai dua pasang sayap
2.Sayap depan keras,tebal mengandung zat tanduk disebut dengan elytra,sayap belakang seperti selaput
3.Mengalami metamorfosis sempurna
4.Tipe mulut menggigit.
D.Karakteristik
•memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, agak cembung, bagian dorsal tubuh ditumbuhi oleh rambut-rambut halus, setae atau duri-duri kecil, dengan panjang tubuh 5-20 mm.
•Perbandingan panjang kepala dengan lebar kepala adalah 1 atau kurang dari 1. Kepala seluruhnya tertutup oleh pronotum jika dilihat dari atas.
•Mata terdiri dari mata majemuk(faset) dengan ommatidium tipe exocone, tanpa mata tunggal (ocelli), diameter horizontal mata dua kali diameter vertikal mata.
•Antena 8-15 ruas, panjangnya kurang dari atau bisa mencapai pertengahan prothoraks. Tipe antena yaitu filiformis, moniliformis, serrate, flabellate atau plumosa. Bagian anterolateral pronotum tidak mengeras.
•Sayap belakang sudah berkembang, ada yang tereduksi menjadi pendek dan ada juga yang tidak memiliki sayap belakang.
•Abdomen dengan ventrit abdominal 7-8 ruas. Tergit dan sternit ke-7 dipisahkan oleh sutura. Ruas abdomen terakhir bercahaya, tetapi ada juga tidak menghasilkan cahaya.
•Lampyrinae tersebar hampir diseluruh wilayah di dunia, tetapi tidak ditemukan di Australia dan New Zealand. Daerah biogegografi yaitu Nearctic, Palearctic, Neotropical,Afrotropical, dan Oriental.
E.Metamorfosis
Metamorfosis pada kunang-kunang yaitu betina akan meletakan telur sekitar seratus butir atau lebih di tanah, didasar pohon. Telur akan menetas dalam 2-4 minggu. Kebanyakan larva kunang-kunang ditemukan di kayu-kayu yang telah membusuk atau serasah hutan atau di daerah lembab ditepi sungai dan kolam pada malam hari. Beberapa spesies Asia hidup dalam air (sehubungan ditemukanya insang trakeal ). Larva instar tiga sampai instar enam Luciola substiata berenang dan hidup di dalam air. Kecepatan berenang larva tersebut lebih kurang 0,9 m/jam. Larva bersifat karnifora, memakan serangga lain, siput.
Spesies tropical genus Pyractomena bersifa arboreal, memakan siput arboreal dan pupanya mengantung di bawah daun seperti hal kupu- kupu chrysalis. Larva akan hidup setara satu atau dua tahun. Pada kunang-kunang dewasa selain untuk memberi peringatan tanda bahaya, cahaya pada tubuhnya berfungsi untuk menarik perhatian pasangannya. Tidak hanya kunang-kunang dewasa, bayi kunang-kunang yang masih berupa larva juga mengeluarkan cahaya. Cahaya pada larva berguna untuk memperingatkan hewan lain yang akan memangsa mereka agar tidak mendekat.
Setelah terjadi perkimpoian, kunang-kunang betina akan meletakkan telur- telurnya dibawah permukaan tanah. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 3-4 minggu dan akan terus diberi makan hingga musim panas berakhir. Setelah kira-kira 1-2 minggu dari berakhirnya musim panas, larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian berubah menjadi kunang-kunang dewasa.
F.Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ada 2 faktor yang menjadi penyebab populasi kunang-kunang menurun. Kedua faktor itu adalah pembangunan dan polusi cahaya. Pembukaan lahan hutan untuk permukiman ini membuat habitat kunang-kunang hilang sedikit demi sedikit.
Kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dan menimbulkan polusi, juga mengganggu aktivitas dari kunang-kunang itu sendiri. penerangan yang kita gunakan di malam hari, ternyata menjadi sebuah polusi cahaya bagi mereka. Menurut para ilmuwan, cahaya-cahaya yang muncul dari aktivitas manusia menyulitkan mereka untuk memberi sinyal cahaya pada pasangannya. Hal-hal inilah yang membuat kunang-kunang jarang terlihat di kota- kota besar. Kunang-kunang bukanlah hewan biasa, keberadaan kunang-kunang dapat dijadikan sebagai indikator (petunjuk) sehat atau tidaknya sebuah lingkungan. Kunang-kunang dapat hidup jika lingkungan tersebut memiliki udara yang segar, tanah subur, dan air yang jernih.
G.Habitat dan Makanannya
1)Habitat
Kebanyakkan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput, mungkin disebabkan kelembaban di daerah tersebut lebih lama dibanding daerah sekitarnya. Meskipun demikian beberapa spesies ditemukan di daerah yang sangat gersang dan kering. Di daerah gersang ini dewasa dan larva dapat dengan mudah/cepatditemukan setelah hujan. Kunang-kunang dewasa memiliki waktu hidup yang pendek.
2)Makanan
Informasi tentang jenis makanan kunang-kunang ini belum jelas. Sebagian informasi mengatakan bahwa kunang-kunang memakan serbuk sari dan nektar dan hanya makan sedikit atau tidak makan. Di daerah empat musim, selama musim panas kunang-kunang akan beristirahat diatas pohon atau ranting di tempat yang sejuk dan lembab sepanjang hari dan akan aktif pada senja hingga tengah malam .
H.Peranan Kunang - Kunang Dalam Kehidupan
Seperti pada beberapa hewan lainnya, kunang-kunang juga memiliki arti penting dalambeberapa legenda dan kebudayaan. Dalam mitologi bangsa Maya, kunang-kunang sering dikaitkan dengan bintang. Kunang-kunang juga dianggap mewakili utusan dalam kuil-kuil Dewa Maya.
Orang-orang Cina kuno sering memasukkan kunang-kunang dalam sebuah kotak transparan untuk kemudian digunakan sebagai lentera. Sementara dalam kebudayaan dan ceritarakyat Jepang, kunang-kunang memiliki arti yang sama besarnya dengan bunga Sakura yang terkenal itu.
Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.
Bagi kunang-kunang kelompok Photuris, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan dimakan oleh Photuris betina.
Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya.
Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.
Pemanfaatan sinar dingin di Tiongkok dimulai sejak Dinasti Ming 500 tahun yang lalu. Konon seorang ilmuwan zaman kuno menggunakan penerangan kantong berisi banyak kunang-kunang untuk membaca buku di malam hari, dan nelayan juga menggunakan"kunang-kunang" untuk penerangan di malam guna menangkap ikan. Sedang di zaman sekarang yang maju teknologinya, sinar dingin digunakan lebih luas.
Penggunaan sinar dingin di sumur tambang untuk menghindari peledakan gas. Sinar dingin digunakan dalam penyapuan ranjau air dapat menghindari gangguan elektromagnetik lampu listrik. Dalam praktek klinis, sinar dingin digunakan untuk mendiagnosa sementara penyakit. Zat sinar dingin pada dinding ruang operasi atau perpustakaan bisa bercahaya di malam hari.
Kini ada arsitek menggunakan semacam zat sinar dingin khusus untuk membuat berbagai lukisan di ruang tidur. Gambar-gambar itu tidak terlihat di siang hari, dan baru akan tampak dengan menggunakan sorotan sinar ultra violet khusus di malam hari. Misalnya suatu alat untuk memperbaiki tidur sudah berhasil dibuat.
Di siang hari, dalam kamar tidur tidak ada sesuatu yang istimewa, tapi setelah lampu dipadamkan pada malam hari menjelang tidur, langit-langit dan dinding kamar tidur akan memancarkan sinar berkedip-kedip, ditambah musik dan harum bunga yang lembut akan membantu anda cepat pulas. Alat "sinar dingin" yang modern itu sungguh mengagumkan, dan disambut hangat oleh masyarakat.
Sinar dingin warna-warni sedang memasuki berbagai bidang kehidupan kita. Misalnya anak kunci "sinar fluor" warna-warni yang muncul baru-baru ini mendapat sambutan luas. Anak kunci itu dihias dengan berbagai gambar warna-warni, sangat menarik, disamping berfungsi sebagai anak kunci, sangat mudah untuk dibedakan. Anak kunci kantor dan rumah serta kunci-kunci lain mudah sekali dibedakan asal diberi warna yang berbeda sehingga memudahkan untuk membuka pintu dalam keadaan gelap.
Sinar dingin berwarna juga dapat digunakan untuk berbagai macam perhiasan, misalnya bingkai kacamata, alat memancing, anting-anting, gelang tangan, kalung dan lain-lain. Kembang api sinar dingin yang banyak digunakan dalam pertunjukan kesenian panggung, serta "tongkat sinar fluor" yang dimainkan penonton adalah produk yang memanfaatkan sinar dingin.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan di atas kita dapat mengambil suatu kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut: Adanya cahaya kedap-kedip yang dimiliki oleh seekor kunang-kunang, ternyata berasal dari pengaruh gas Nitrogen monoksida. Dan kemudian cahaya kadap-kedip ini digunakan sebagai bahasa komunikasi antar sesamanya bahkan cahaya ini dalam ritme yang berbeda digunakan untuk berburu oleh kunang-.kunang.
Metamorfosis pada kunang-kunang yaitu betina akan meletakan telur sekitar seratus butir atau lebih di tanah, didasar pohon. Telur akan menetas dalam 2-4 minggu. Kebanyakan larva kunang-kunang ditemukan di kayu-kayu yang telah membusuk atau serasah hutan atau di daerah lembab ditepi sungai dan kolam pada malam hari.
Ada 2 faktor yang menjadi penyebab populasi kunang-kunang menurun. Kedua faktor itu adalah pembangunan dan polusi cahaya. Pembukaan lahan hutan untuk permukiman ini membuat habitat kunang-kunang hilang sedikit demi sedikit.
Fungsi cahaya pada kunang-kunang yaitu untuk alat pertemuan atau kode. Jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu dan kunang- kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain. Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://adamakalahlengkap.blogspot.co.id/2016/01/kunang-kunang.html
Evin, Berbagai sumber.2007. Rahasia Si Penerbang Malam. Jakarta: PT Paradigma Baru Globalindo.
Harunyahya.com. 2007. Hewan-hewan bercahaya. Jakarta: PT Bangun Satya Wacana.
Hadmadi.1984.Zoologi.Jakarta: CV.Yasaguna
Brues,C.T.And melander,A.L.1932.Clasification of insects.Cambridge:Harvard,Buletin museum of comparative zoology vol.73.
Lutz,F.E.1935.Book Of Insects.New York: G.P.Putnam’s Sons.
Swain,R.B.1984.The Insect Guide.New York: Doubleday&CO.
No comments:
Post a Comment