BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia.
Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan Sosiologi ?
2.Bagaimanakah landasan sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia ?
3.Bagaimana hubungan antara kebudayaan dan pendidikan ?
4.Bagaimana hubungan antara masyarakat dan sekolah ?
5.Bagaimana fungsi sosiologi terhadap pendidikan ?
1.3 Tujuan
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah.
2.Untuk menambah pengetahuan tentang Sosiologi.
3.Untuk menambah pengetahuan hubungan antara kebudayaan dan pendidikan.
4.Untuk menambah pengetahuan hubungan antara masyarakat dan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusiua dalam kelompok-kelompok dan stuktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagamana manusia itu berhubung an satu dengan yang lainya dalam kelompoknya dan bagai mana susunan yunit-yunit masyarakat atau social disuatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Menurut Crow and Corw berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek)dan jasmani anak.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut
1.Empiris,adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi dilapangan.
2.Teoretis,adalah peningkatan pase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang biasa disimpan dalam waktu lama dan dapat lebih diwariskan kepada generasi muda.
3.Komulatif,sebagai akibat dari penciptaan terus menarus sebagai konsekuensi darri terjadinya perubahan dimasyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4.Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta indiuvidu di dalamnya, tidak menilai apakah hal nitu baik atau buruk.
Pada abad ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan . pendidikan yang diingiunkan oleh aliran kemasyarakatan ialah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan samgayt membutuhakan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi member petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimna seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab bersama teman.
Menurut wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi:
1.Interaksi guru dengan siswa
2.Dinamika kelompok dikelas dan diorganisasi intra sekolah
3.Struktur dan fungsi system pendidikan
4.System-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan
Bagian bagian sosiologi membari bantuan kepada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan. Pertama-tama adalh tentang konsep proses sosial yaitu suatu cara berhubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan pendidikan.
Faktor-faktor interaksi dan proses sosial adalah
1.bisa bersifat fositif atau negative contohnya anak meniru porang tuanya atau gurunya berpakaian rapih, maka anak ini sudah mensosialisasi diri secara fositif baik terhadap orang tuanya maupun terhadap gurunya. Contoh negative anak meniru orang lain meminum minuman keras maka ia melakukan sosialisasi negative.
2.Sugesti akan terjadi kalau seseorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.namun kalau anak terlalu sering mensiolisasi lewat sugesti dapat membuat gaya berpikir rasional terhambat.
3.Simpati adalah factor terakhir yang membuat anak mengadangan proses sosial. Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Sebab itu hubungan yang akrab perlu dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah muncul, sosialisasi mudah terjadi, dan anak-anak akan tertib, mematuhi peraturan-peraturan kelas dalam belajar.
Menurut Coleman (1984) menulis bahwa satu yang terpenting fungsi sekolah ialah memberikan dan membangkitkan kebutuhan sosial dan reaksi.
Kebutuhan reaksi disini membuat anak-anak merasa gembira, antusias, dan merasa tidak di paksa datang kesekolah. Perasaan seperti ini bertalian erat dengan perasaan sosial
Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu hubungan sosial yang dinamis interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut :
1.kontak sosial
kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
•kontak antar individu, misalnya anak dengan ibu rumah tangga, siswa dengan guru, atau siswa dengan siswa di sekolah.
•Kontak antar individu dengan kelompok atau sebaliknya. Contoh nya ialah seorang remaja ingin ikut perkumpulan sepak bola, seorang guru mengajar di kelas, pengurus bp3 mendatangi kepala sekolah untuk keperluan tertentu, dsb.
•Kontak antar kelompok, misalnya rapat orang tua siswa dengan guru-guru, dua perkumpulan sosial berorganisasi untuk mengatasi kenakalan remaja, dua kelompok kesenian merencanakan main bersama disuatu daerah,dsb.
2.Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau kelompok orang.
Alat-alat komunikasi diantaranya
Melalui pembicaraan, dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik, halu,kasar, dan keras tergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat orang yang berbicara.
•Melalui mimik, seperti raut muka,pandangan,dan sikap.
•Dengan lambing, contohnya ialah berbicara isarat untuk orang-orang yang tuna rungu,menempelkan telunjuk didepan mulut, menggelengkan kepala, menganggukan kepala,membentuk huruf O dengan jari tangan,dsb.
•Dengan alat-alat, yaitu alat-alat elektronik, seperti radio,televise,telepon, dan media cetak seperti buku,majalah,surat kabar,brosur,dsb.
Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu:
1.Kerja sama, misalnya kerja sama dalam kelompok belajar pada anak-anak, kerja sama antar guru-guru dengan para orang tua siswa,dsb
2.Akomodasi, ialah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan,serta kondisi berimbang diantara para anggota. Contoh interaksi orang tua siswa yang tidak setuju dengan kenaikan SPP dengan guru-guru atau kepala sekolah yang akhirnya melahirkan kesepakatan tertentu.
3.Asimilasi atau akulturasi,ialah usaha mengurangi perbedaan pendapat, sikap, dan tindakan dengan memeperhatikan tujuan-tujuan bersama
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya alkulturasi yaitu :
•Toleransi
•Menghargai kebudayaan orang lain
•Sikap terbuka
•Demokrasi dalam banyak hal
•Ada kepentingan yang sama
2.Persaingan, sebagai bentuk interksi sosial yang negatif. misalnya persaingan untuk mendapatkan nilai akademik tertinggi dan persaingan dalam berbagai perlombaan, namun persaingan dalam pendidikan lebih banyak negatif nya daripada positif nya
3.Pertikaian, adalah proses sosial yang menunjukan pertentangan atau konflik seperti perbedaan kepentingan, kebudayaan, dan pendapat
2.2 Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989). Kebudayaan produk perseorangan ini tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kepandaian. Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggipula pendidikan atau cara mendidiknya. Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan proporsi yang kecil.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
2.3 Masyarakat dan Sekolah
Asal mula munculnya sekolah adalah atas dasar anggapan dan kenyataan bahwa pada umumnya para orang tua tidak mampu mendidik anak mereka secara sempurna dan lengkap. Karena itu mereka membutuhkan bantuan kepada pihak lain, dalam hal ini adalah Lembaga Pendidikan, untuk mengembangkan anak-anak mereka secara relatif sempurna, walaupun cita-cita ini tidak otomatis tercapai. Warga masyarakat dan parapersonalia sekolah masih memerlukan perjuangan keras untuk mencapai cita-cita itu, yang sampai sekarang belum pernah berhenti. Sebab sejalan dengan perkembangan kebudayaan, makin banyak yang perlu dipelajari dan perjuangan di sekolah.
Sekolah tidak dibenarkan sebagai menara air, yaitu melebur menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan sebagai menara gading yang mengisolasi diri terhadap masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan yang benar adalah ibarat menara mercusuar yakni menara penerang, yaitu berada di masyarakat dan sekaligus memberi penerangan kepada masyarakat setempat. Lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat setempat, memperhatikan ide-ide masyarakat setempat, melaksanakan aspirasi mereka, memanfaatkan fasilitas setempat untuk belajar, dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat setempat. Sementara itu ia berusaha meningkatkan cara hidup dan kehidupan masyarakat dengan cara memberi penerangan, menciptakan bibit unggul, menciptakan teknologi baru, merintis cara beternak dan bertani yang lebih baik, dan sebagainya.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitandengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara
Khusus bagi para siswa dan para remaja, manfaat pendidikan atau lembaga pendidikan adalah bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi individu dan warga Negara yang baik
Manfaat sekolah atau pendidikan bagi masyarakat diantaranya:
1.Pendidikan sebagai transmisi budaya pelestari budaya
2.Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat sekitarnya
3.Sekolah mengembangkan kepribadian anak di samping oleh keluarga anak itu sendiri
4.Pendidikan membuat orang menjadi warga Negara yang baik, tahu akan kewajiban dan hak nya
5.Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau kemampuan bermasyarakat
6.Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi, dan kesenian
7.Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan member pendidikan agama dan budi pekerti
8.Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
9.Pendidikan adalah sebagai perubah sosial melalui kebudayaan-kebudayaan yang baru
10.Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja
11.Pendidikan dapat memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat
Hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Badan kerja sama ini yang anggota-anggotanya adalah wakil-wakil oarang tua siswa, para tokohasyarakat, dan beberapa guru bertugas membantu mensukseskan misi pendidikan. Pada masa sekarang badan ini banyak berkecimpung dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal, di samping mengurusi dukungan-dukungan masyarakat terhadap sekolah seperti telah diuraikan di atas.
Berdasarkan uaraian di atas, dapatlah kita sarikan penjelasan masyarakat dan sekolah ini sebagai berikut:
1.Sekolah tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
2.Sekolah bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak.
3.Masyarakat memberi sejumlah dukungan kepada sekolah.
4.Perlu ada badan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam mensukseskan pendidikan
2.4 Fungsi Sosiologi Terhadap Pendidikan
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia pendidikan yaitu:
1.Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas
Yaitu masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan dapat demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bengsa.
2.Transmisi Budaya
Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.
3.Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang dan menyimpang terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga pendidikan.
4.Meningkatkan Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5.Analisis Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat
2.5 Implikasi Konsep Pendidikan
Konsep pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu makhluk yang diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai kebudayaan dan fungsi budaya dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi. Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikansebagai berikut:
1.Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya, keduanya saling menunjang. Sekolah seharusnya menjadi agen pembangunan di masyarakat.
2.Perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil-wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan.
3.Proses sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan.
4.Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
5.Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan.
6.Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
•Sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
•Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serat kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
•Sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
•Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Apabila kebudayaan berubah maka pendidikan juga berubah, dan apabila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
•Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan, sedangkan kain latarnya adalah masyarakat itu sendiri. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat akan terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme, yakni lembaga pendidikan memberi manfaat untuk me3ningkatkan peranan mereka sebagai masyarakat.
B.Saran
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosialbudaya. Maka,disini kami selaku penulis mengharapkan dengan adanya penulisan makalah ini pembaca dapat mengembangkan konsep konsep yang ada dalam tulisan ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Ruswandi, Uus Hermawan Heris, A. Nurhamzah, 2008, Landasan Pendidikan, Bandung : CV. Insan Mandiri.
Djumhur.I dan Danasuparta. 1976 Sejarah Pendidikan, CV. Ilmu Bandung,
Idris Zahara, 1981. Dasar-Dasar Kependidikan, Angkasa Raya. Padang
Made Pidata, 1997. Landasan Kependidikan , Rineka Cipta . Jakarta.
Rukiati Enung K dan Hikmawayi henti, 2006. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, CV Pustaka Setia, Bandung.
im Dosen IKIP Bandung, 1983. Dasar-Dasar Kependidikan, IKIP Bandung